September 21, 2024

Cerpen Renungan: Yang Terutama Adalah Realita

[Parokiminomartani.com] – Gombloh mengeluarkan bajunya satu persatu dan mencobanya satu persatu pula. Makin lama baju yang dalam almari keluar semuanya. “Mau dicuci ya Mbloh baju-bajunya,” tanya si Dul pada Gombloh yang melihat tumpukan baju di atas kursi.

Gombloh: “Cuci gimana Dul … ini bajunya bersih semua ya.”

Dul: “Lha kalau bersih semua kenapa bertumpuk di kursi Mbloh?”

Gombloh: “Ini lagi milih baju apa yang pas untuk kerja hari ini.”

Dul: “Lha bukannya baju-baju ini sudah biasa kamu pakai Mbloh … mau pilih yang mana.”

Gombloh: “Hhhhhhhh … emang semua sudah sering dan biasa aku pakai kerja … hanya kemarin ada yang bilang kok kelihatanya bajunya kekecilan … jadi ga enak aja dengernya.”

Dul: “Kalau pakai baju itu bukan ga enak didengarnya Mbloh … tapi ga enak mengenakannya … lha baju itu kan melekat di badan bukan melekat di telinga.”

Gombloh: “Bener Dul … maksudku di telinga itu terasa tidak enak aja ketika mendengar komentar seperti itu … apalagi kalau komentarnya itu jelek-jelek.”

Dul: “Lha kamu jelek apa tidak … emang tidaklah mudah bagi kita untuk sungguh menerima dengan ikhlas segala keburukan dan ketidakpantasan yang harus kita kenakan karena orang-orang atau lingkungan yang menilai kita. Apapun yang akan kita kenakan hanya kita yang akan merasakan nyaman atau tidak … yang penting realitasnya aja Mbloh.”

Gombloh: “Iya ya Dul … baju-baju aku … yang pakai juga aku … yang merasakan juga aku … yang beli juga aku … yang nyuci juga aku.”

Dul: “Eiiit yang terakhir aku tidak setuju … karena yang nyuci bajumu bukan kamu tapi laundry.”

Gombloh: “Kan yang bayar aku Dul.”

Dul: “Lain Mbloh … nyuci dengan bayar itu … wiiiiiis pakai kaos oblong wae kalau di kantor … mengko opo maneh komentare … gitu aja kok repot …. Met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 29 September 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani