Cerpen Renungan: Kebahagiaan Tulus Itu Tanpa Kepura-puraan
[Parokiminomartani.com] – Setelah tamu Tinul berpamitan pulang, Si Dul langsung keluar dan menjumpai Tinul, “Nul siapa tadi tamu yg barusan pulang?” Dul sangat antusias ingin tahu siapa tamu tersebut.
Tinul: “Hmmmmm…ada yang memperhatikan dari tadi ya…”.
Dul: “Hanya pengen tahu aja sih Nul….bukan kepo lho ya…”
Tinul: “Kepo juga ga apa Dul….cantik ya Dul….itu teman sejak kecil aku….cuma memang jarang ketemu…gimana mau dikenalkan ya”.
Dul: “Ya kalau kamu ikhlas mengenalkan dengan aku dan kamu rela kalau aku bisa sedikit membangun pengharapan…”.
Tinul: “Jelas aku ikhlas Dul cuma aku tidak rela karena dia sudah menikah…piye”.
Dul: “Pupuslah sudah….”
Tinul: “Kok sama seperti yang dikatakan temanku tadi Dul….dia bilang harapanku rasanya sudah pupus…sehati ya Dul…hahahahaha”
Dul: “Ora neko-neko ya Nul…lha emang kenapa kok sampai pupus harapannya….mau pisah sama suaminya ya Nul…”
Tinul: “.. Huuus…sembrono kalo omong…harapannya terasa seperti mau pupus karena kebahagiaan keluarganya belum sempurna…belum dianugerahi buah hati Dul “.
Dul: “Hmmm…memang Nul tidak ada kebahagiaan yang bisa diberikan melebihi kebahagiaan yang diberikan oleh anak-anak….sebab kebahagiaan tersebut merupakan tulus dan tanpa kepura-puraan…”
Tinul: “Tepat sekali Dul…lebih tepat lagi kalau kamu bantu bereskan gelas-gelas kotor itu ya…
Semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 18 Desember 2017, Romo Andita)