March 16, 2025

Cerpen Renungan: Akal Budi dan Hati

[Parokiminomartani] –  Tinul hanya duduk diam di dapur meskipun tanganya tetap memegang sayuran dan panci untuk mencuci sayuran ” Nul… Sarinul kapan sayuran itu akan bersih kalau kamu hanya bengong seperti itu…” tegur Gombloh yang baru masuk ke dapur.

Tinul :” eeeh… bengong gimana …ngawur kamu itu… aku itu sedang berpikir enaknya dimasak apa sayur ini..”.

Gombloh :” oooo… alah Nul… Nul… bengong dengan berpikir itu sudah jauh berbeda… kamu itu bengong..”.

Tinul :” ora ya Mbloh…”.

Gombloh :” kalau kamu berpikir… sekarang mau dimasak apa sayur bayam itu… itu paling kan hanya dimasak sayur bening tho… lha ini sambal terasi dan tempe gorengnya sudah siap kok… masak mau dimasak lain …emang ada masakan sayur bayam selain sayur bening…”.

Tinul :” hhhhhhh… ya ga ada sih…paling dibuat pecel aja…”.

Gombloh :” mikir apa je Nul…”.

Tinul :” hhhhhhh…. aku itu mikir gimana caranya memberitahu pada seseorang untuk bisa jalani hidup selalu menatap ke depan gitu Mbloh “.

Gombloh :” ini untuk kamu sendiri atau untuk orang lain Nul…”.

Tinul :” untuk temanku sih Mbloh… masak untuk aku… kamu ga lihat kalau aku selalu optimis bahwa masa depan selalu lebih baik dari sekarang…”.

Gombloh :” hhhhh… untuk kamu juga ga apa kok Nul…. gini Nul…. gunakan akal budi ketika merasa sedih, dengan begitu kita akan merasakan makna kehidupan dan pakailah hati ketika kita merasa senang, dengan begitu kita akan selalu bersyukur atas apa yang kita dapatkan…gitu Nul…”.

Tinul :” waaaah… seharusnya kamu yang ngomong ke temanku Mbloh..”.

Gombloh :” temanmu siapa Nul “.

Tinul :” hhhhh… mbakyu Prenjak..”.

Gombloh :” waaah ga mau malu aku Nul….”.

Tinul :” ciee… ciee… malu ya sama mbakyu Prenjak…. malu apa mau Mbloh…”.

Gombloh :” mboh…Nul…”.

Met pagi… semoga Tuhan memberkati hidup dan katya kita. (Selasa, 22 Januari 2019, Romo Andita)

 

foto: Maksmimus M Kian

Paroki Minomartani