Cerpen Renungan: Kepantasan Menerima Anugerah Tuhan
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang lihat Tinul kelihatan gembira menjadi kepo. “Weeeeh ada pasti sesuatu yang baik ini kok pagi-pagi sudah happy … ono opo Nul?”
Tinul: “Hhhhhh … kepo kamu Dul … mau tahu aja.”
Dul: “Lha gimana Ndak kepo … lha hari ini kamu tidak seperti biasanya kok.”
Tinul: “Tidak seperti bisa bagaimana?”
Dul: “Ya jelas ga biasa, lha biasanya pagi yang cerah seperti ini kamu sudah mecucu … sudah uring-uringan apalagi kalau pulang dari belanja di warung … lha ini belum apa-apa sudah senyum-senyum.”
Tinul: “Hhhhhh … gimana ga happy Dul … lha tadi aku dengar tetangga baru kita cerita panjang lebar … pokonya cerita yang hebat-hebat seolah-olah dia itu tahu semuanya … padahal yang diajak bicara itu simbok-simbok pembantu di kampung ini … jadi ya ga mudeng dan ga nyambung … lha jadi lucu lihatnya.”
Dul: “Hhhhhh itulah Nul kalau orang keblinger … karena kehebatan sejati seseorang bila dia makin terbukalah kesadaran akan kekurangan dan kelemahan serta kepantasan diri untuk menerima anugerah prestasi tinggi dari GUSTI … karena semua keberhasilan dan kesuksesan kita merupakan anugerah dari GUSTI yang pertama-tama karena GUSTI masih memberikan kehidupan pada kita.”
Tinul: “Iya … ya Dul … lha nak wis mati ya juk arep ngopo.”
Dul: “Orang hebat itu kalau bisa menysukuri anugerah kehidupan Nul … apalagi kalau mengisi kehidupan dengan menyiapkan sarapan … aku akan sungguh bersyukur.”
Tinul: “Kuwi karepmu Dul … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 29 Januari 2018, Romo Andita)